Part 1 (Karangaji dan Pohon Kersen)
Karangaji dan Pohon Kersen
![]() |
Sumber foto: anekashare.com |
Seperti
biasa, pagi ini aku kembali tertegun, tersirat kembali dalam ingatanku akan
indahnya kenangan di Karangaji. Ingatan ini bak bola salju yang semakin lama
semakin bertambah besar. Perkenalkan namaku Anggelo, beberapa bulan yang lalu
nasib baik dan Dewi Fortuna berada dipihak kami, iya kami. Prajurit tingkat
akhir yang diberikan tugas untuk mengabdi dalam genjatan Kerja Nyata. Di medan
genjatan ini aku tak sendiri, aku berada pada tim terkuat dalam
peperangan “Tim Haho”. Betapa bangganya
saat itu, diriku bisa disatukan dengan prajurit-prajurit dari pelosok negeri,
sebut saja Laras, Ani, Nadi, Lifian dan Purnama. Masing-masing dari kami
mempunyai kekuatan tersendiri dalam menghadapi musuh, layaknya Super Hero Power Ranger
yang mempunyai warna dan senjata masing-masing. Laras, ia memiliki kekuatan
pada tahi lalatnya, kekuatan tersebut mampu menyihir rumput menjadi makanan
apapun yang mengandung gizi tinggi. Ani, kekuatan yang ia miliki cukup sakti,
selain mampu berbicara dengan hewan ia juga mampu memecahkan gendang telinga,
dengan volume suaranya yang tak terhingga. Nadi, kekuatan yang ia miliki cukup
unik, karena ia mampu mengendalikan air dan mengecoh lawan khusunya laki-laki inggris
berponi . Lifian, saat unjuk kekuatan, semua hampir dibuatnya tertegun,
bagaimana tidak, ia mampu mengubah kotoran menjadi makanan tanaman. Prajurit
terakhir yaitu Purnama, selain dapat menghipnotis anak-anak ia juga mampu mengganti
warna bola mata.
Mungkin kalian
juga mengenal buah Kersen ? kekuatan ku ada pada buah Kersen dan Jambu. Aku
bisa mendeteksi letak keberadaan buah tersebut
saat sedang kelaparan. Suatu ketika, saat ke lima prajurit sedang
berperang mengahadapi musuhnya, saya terpisah dan ikut guru kesebuah padepokan
alam gaib. Tempatnya tak se-mencekam yang saya bayangkan, lokasi ini begitu
indah, landscape nya seperti dataran rendah
dengan savana yang luas, sisi yang memisahkan alam gaib dengan perkampungan yaitu terdapat jalan
setapak dengan pinggiran sungai yang jernih, berarus tenang dan luas, ditepi
sungai terdapat pohon Buah Kersen berbentuk cemara, dengan buah yang ranum dan
lebih besar dari biasanya. Terdapat
bunga bermekaran warna-warni dengan dominan ungu muda menghiasi tanah di
alam ini. Suara burung saling bersautan dan menyanyi gembira. Tentu saja,
tugasku kepadepokan ini bukan untuk berdarma wisata, saya bersama para pahlawan
senior bertugas untuk menyatukan kekuatan membenahi jalan pemisah Padepokan
dengan dunia nyata yang hampir rusak akibat serangan masa lalu. Setibanya
kembali dari Padepokan, kampung tempat kami tinggal terserang wabah.Mataku
terserang dan berubah merah dan membengkak, wabah ini menyebar dengan cepat,
hampir seluruh penghuninya terkena wabah. Tak terkecuali si Laras, dan Guru.
Satu-satunya yang mampu dan memiliki kekuatan merubah warna mata adalah
Purnama, dan cairan perubah bola mata
yang ia miliki hampir habis dan harus menunggu Bulan Purnama Penuh saat
Jumat Kliwon berikutnya. Wabah semakin meluas, banyak yang tak bisa melihat dan
para prajurit bahkan guru pun tak dapat memaksimalkan kekutan, mata seringkali
tertutup pandangan oleh lendir wabah yang perih. Ketika hal ini terjadi, mata
kami tak dapat terbuka sedikitpun akibat wabah yang semakin mengganas,
kekuatanku, Laras dan Guru pun ikut menyusut dan energi kami terkuras habis.
Disaat kondisi yang buruk seperti ini, tiba-tiba saja.. (Bersambung)
Komentar
Posting Komentar